sumber gambar : www.genuinehealth.com |
Gejala stress berat sering disalah sebutkan sebagai sebuah kegilaan. Itu sih hanya kata orang awam. Padahal gejala stres sebenarnya tidak selalu mengarah pada kegilaan atau sakit jiwa tingkat tinggi. Terutama gejala stress pada wanita yang memang kebanyakan terjadi secara periodik. Ciri orang stres atau gila jelas saja berbeda. Jangan mudah mengadili seseorang yang kelihatan tak normal sebagai orang gila. Bisa saja sahabat sendirilah yang sebenarnya stress, hanya saja tidak disadari. Karakteristik oroang stres memang sangat samar, hampir sama dengan orang normal yang iseng atau kesepian. Temannya mungkin melihat dia baik-baik saja secara fisik. Dia masih bisa tersenyum, diajak bicara nyambung dan IQ nya sama sekali tidak menurun. Tapi jauh di dalam hati dan pikirannya ada sesuatu yang mengganjal. Ini sih stress ringan. Whiztale yakin, sahabat seringkali tak menyadari gejalanya.
Ciri
Stress Ringan
Setiap manusia hidup pasti
aktif melakukan suatu pekerjaan. Baik di dalam maupun di luar rumah. Apakah Sahabat
masih ingat dengan suatu slogan ‘kalau nggak punya masalah berarti nggak hidup?’
Kata-kata tersebut masih menjadi penyemangat buat Whiztale dalam menikmati
setiap masalah yang mendera. Kadang-kadang Whiztale gagal menyembunyikan diri
dari publik ketika dalam kondisi sedih dan ini terjadi karena gejala stress
akut. Beberapa orang mungkin bersimpati kepada Whiztale. Mereka bertanya
mengapa dan apa yang terjadi. Tetapi Whiztale tidak bisa menjawabnya. Beberapa
waktu setelahnya barulah sadar kalau sebenarnya ini sudah masuk kondisi stress.
Pernahkah Sahabat langsung menyadari gejala stres bisa dilihat dari mulut? Ciri
orang stres dan depresi itu serupa tapi tak sama.
Ciri-ciri stress ringan
memang tidak terlalu perlu dirisaukan. Stress sendiri terbagi menjadi dua jenis
yang mengikut pada siapa orang stressnya. Jenis stress positif dinamakan
eustress. Stress ini selalu diluapkan dengan cara baik seperti semakin rajin belajar,
rajin masuk kantor atau lebih rajin lagi latihan mengaji. Sementara stress yang
kedua dikenal dengan distress. Stress ini sangat merugikan orang yang
mengalami. Stress jenis kedua lebih banyak berujung pada tindakan destruktif
(merusak), baik benda maupun orang di sekitar. Pernah nggak sih Sahabat
menjumpai orang yang memetik daun tanpa sebab lalu menyobeknya menjadi beberapa
bagian kecil. Secara tidak sadar orang tersebut sedang menunjukkan kondisi
emosinya yang distress.
Orang kadang terlalu berlebihan
mengatakan dirinya stress karena tidak kunjung mendapatkan kekasih hati atau
stress akibat hal remeh seperti dimarahi orangtua (Padahal emang anaknya yang
salah). Seharusnya ketika stress kita menanganinya sesegera mungkin. Ada banyak
penyakit jiwa maupun fisik yang menimpa seseorang akibat stress berkepanjangan.
Mulai dari penyimpangan kepribadian sampai frustasi tingkat tinggi yang
berujung pada kegilaan. Na’udzubillah. Inilah gejala distress dan depresi yang
harus dikenali lebih dini.
- 1. Merasa Gagal
Rasanya
kita telah berusaha sebaik mungkin. Segenap tenaga, pikiran, waktu dan emosi
sudah habis terkuras demi tujuan yang pernah kita perjuangkan. Tujuan itu
biasanya memiliki arti penting dalam kehidupan. Bisa karena karir di dunia
kerja, prestasi akademik di sekolah, attitude di rumah, perkembangan bisnis dan
lain-lain.
Kebanyakan
gejala stress pada wanita diawali dari merasa gagal padahal telah berjuang
sampai titik ujung. Wanita memang gampang membawa perasaan dalam keterlibatan
masalah apapun. Tak heran jenis kelamin ini lebih mudah terbawa arus distress
dibandingkan eustress.
- 2Merasa Useless
Useless,
tidak lagi berguna. Seakan dilahirkan ke dunia ini karena kebetulan semata.
Setiap hal yang dilakukan pasti tidak memiliki manfaat untuk orang lain. Sementara
yang dilakukan orang lain selalu dihargai orang banyak dan dia tidak. Sebuah
kalimat sederhana yang sudah bertebaran dimana-mana, tapi semoga Sabahat jadi
ingat lagi. ‘Mungkin bagi dunia kamu bukan siapa-siapa. Tapi kamu adalah dunia
bagi seseorang.’ Paham maksudnya kan? Kenapa Sahabat berpikir sempit dengan
langsung menyimpulkan kalau dilahirkan sebagai anak tak berguna? Padahal di
luar sana masih banyak yang nasibnya di bawah Sahabat. Nyatanya mereka bisa
mengubah dunia, kok.
- 3.Menangis Tanpa Sebab
Saya
yakin Sahabat pernah mengalami kondisi ini. Kadang-kadang ketika sepi sendiri
air mata jatuh dan pikiran sedang tertuju pada satu permasalahan. Namun ketika
ditanya kita tidak dapat menjelaskan duduk permasalahannya. Hati-hati, jika ini
terjadi dalam jangka panjang artinya Sahabat sedang mengalami gejala stress. Di
kasus berbeda malah tangisan ini berganti tawa dalam durasi lama tanpa ada
lawakan atau penyebab riil.
- 4. Sensitif
Orang
yang sedang stress berbeda dari dirinya sehari-hari. Baik laki-laki maupun
perempuan, banyak yang sensitif kalau sudah menghadapi suatu persoalan. Diajak
bercanda sedikit dikira menyinggung dengan sengaja, diejek orang tak dikenal
malah dibalas menghajar, diajak ngobrol ringan tidak bisa asik, dimintai
bantuan dikira menyuruh, dikatai dikit sudah dianggap hinaan besar. Jika nomor
4 ini terjadi terus menerus pada diri Sahabat, coba tarik nafas dalam,
keluarkan. Jika pikiran sudah merasa tenang, coba ingat-ingat lagi kejadian
lalu yang menyangkut tingkat sensitifitas Sahabat. Segera lakukan evaluasi diri
dan perbaikan supaya tidak berlanjut ke perpecahan hubungan sosial. Salam hidup
sehat dan selamat berjuang menggapai mimpi.
EmoticonEmoticon